Gubernur Mirza: Kepemimpinan Presiden Prabowo Momentum Kebangkitan Pemuda, KNPI Dituntut Ambil Peran Sentral dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan
PALANGKARAYA -- Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto merupakan momentum kebangkitan pemuda Indonesia.
Perubahan kebijakan ekonomi yang menyasar pedesaan membuat peran pemuda yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) kian besar.
Hal ini disampaikan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal saat menjadi Narasumber dalam Acara Sarasehan Pemuda Indonesia Rapat Pimpinan Paripurna Nasional (Rapimpurnas) Dewan Pengurus Pusat KNPI, yang berlangsung di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Jum’at (4/7/2025).
Mirza juga mendorong para pemuda untuk mengambil peran sentral dalam penguatan ekonomi kerakyatan.
Dalam pemaparannya, Gubernur Mirza yang juga pernah menjabat Wakil Ketua di KNPI Provinsi Lampung, mengungkapkan bahwa masa muda adalah waktu yang tepat untuk mencari peluang. "Masa muda, terutama teman-teman yang di OKP ini, adalah masa kita mencari cara, mencari kesempatan, mencari peluang, mencari lompatan dengan basis kulturnya masing-masing, dengan basis teritorinya masing-masing agar ke depan lebih bagus," ujarnya.
Gubernur Mirza menyoroti perubahan fundamental dalam sistem ekonomi. Jika dulu mengandalkan sistem trickle down di mana kekuasaan sangat berperan penting, kini sistem ekonomi telah bergeser ke arah bottom-up. "Uang yang ada di APBD, di APBN ini enggak lebih dari 6% uang yang beredar di masyarakat. Pertanyaannya, seberapa besar kesempatan teman-teman yang di OKP, di KNPI, untuk bisa bangkit, untuk bisa lebih maju," jelasnya.
Gubernur Mirza memberikan contoh nyata di Provinsi Lampung. Ia menyebutkan bahwa berkat kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang mengalihkan fokus pembangunan ke tingkat desa, pertumbuhan ekonomi di Lampung meningkat signifikan. "Di Lampung itu kenapa tumbuh ekonominya? Karena harga gabah ditetapkan oleh Pak Prabowo menjadi Rp6.500. Keuntungan itu hampir Rp5 triliun, itu 2% pertumbuhan ekonomi daerah kita, dan itu langsung direct ke desa," ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur Mirza melihat desa sebagai pusat inovasi, terutama di sektor pertanian. Ia menyoroti bahwa banyak petani masih kesulitan mengadopsi teknologi modern seperti rice milling unit, dryer, smart farming, atau harvest combine. Inilah celah besar bagi pemuda. "Semua bisnis model yang dilakukan ini enggak lebih dari satu tahun balik modal. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh anak-anak muda," tegasnya, mendorong KNPI dan OKP untuk memelopori adopsi teknologi di sektor ini.
Terkait Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya di Provinsi Lampung, Gubernur Mirza menyampaikan bahwa pelaku usaha berusia di atas 40-45 tahun dan 70% di antaranya berada di desa. Ia menyoroti terhadap program digitalisasi UMKM yang seringkali kurang tepat sasaran. "Saya pernah datang ke pelatihan digitalisasi, 4 jam pelatihan, 3 jam belajar cara subscribe. Yang memang tidak bisa didigitalisasi, jangan dipaksakan," ujarnya.
Di sinilah, menurut Gubernur Mirza, peran KNPI diperlukan sebagai alat ungkit untuk berkolaborasi dan memberikan nilai tambah pada komoditas lokal, meningkatkan kualitas SDM, dan membantu pemasaran secara efektif.
"KNPI ke depan harus bisa mengkolaborasi, tapi tujuannya sekali lagi bukan untuk hanya politik, tapi bagaimana menjadikan daya ungkit terhadap SDM, terhadap komoditas, fokusnya terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Gubernur Mirza sembari mengajak seluruh elemen pemuda untuk bersinergi dan berkolaborasi demi mewujudkan kemandirian ekonomi.
Hadir pada Acara Sarasehan tersebut, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto,
Ketua Umum DPP KNPI M. Ryano Panjaitan, dan Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran.
Selain itu terdapat sejumlah narasumber lainnya yakni Wakil Ketua Komisi 7 DPR RI Rahayu Saraswati, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof. Fauzan.
Serta diikuti sekitar 191 Organisasi Kepemudaan tingkat Nasional. (Adpim)