Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera 2025 Resmi Ditutup, Pemprov Lampung Dorong Penguatan Ekonomi Syariah di Wilayah Sumatera


BANDAR LAMPUNG ----- Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera 2025 yang berlangsung 21-25 Juni 2025 di Lampung City Mall, Bandarlampung, resmi ditutup oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Rabu (25/6/2025). Pemerintah Provinsi Lampung menegaskan komitmen untuk mendorong penguatan ekonomi syariah, khususnya di Wilayah Sumatera. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa FESyar Sumatera 2025 merupakan bagian dari Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), ajang ekonomi syariah terbesar yang akan berlangsung Oktober 2025 mendatang di Jakarta. 

Ia menekankan bahwa ekonomi syariah bersifat inklusif, adil, dan berkelanjutan nilai-nilai yang menjangkau lebih luas dari sekadar prinsip keagamaan.

Destry menceritakan pengalaman dari Jepang dan Eropa, yang menunjukkan minat tinggi terhadap produk halal Indonesia, termasuk desainer asal Lampung yang tampil di Osaka Expo. 

Ia menyebut hal ini mencerminkan daya tarik global ekonomi syariah, bahkan di negara dengan populasi Muslim minoritas yang dimana produk halal dianggap berkualitas dan terpercaya karena mengedepankan etika serta keberlanjutan.

Bank Indonesia, lanjut Destry, memiliki Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah yang mengembangkan berbagai instrumen pendukung, namun memiliki tantangan memperluas instrumen keuangannya agar sejalan dengan perkembangan sektor riil, termasuk UMKM dan pesantren.

Destry berpendapat bahwa pembangunan ekosistem yang kuat, baik dari pelaku besar hingga pesantren kecil menjadi kunci untuk mendorong percepatan inklusi ekonomi syariah.

Ia juga menyoroti pentingnya peran pesantren sebagai basis ekonomi umat dimana program seperti Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) menjadi sarana penguatan daya saing pesantren agar dapat berperan aktif dalam ekonomi nasional.

“Karena tidak semua santri harus menjadi ustadz atau kiai. Banyak yang bisa jadi pengusaha dengan akhlak yang sudah terbentuk di pesantren,” ujarnya.

Destry mengatakan bahwa capaian transaksi dalam FESyar kali ini menunjukkan antusiasme tinggi dan potensi besar dari pelaku usaha syariah. 

Ia mengapresiasi Provinsi Lampung sebagai tuan rumah pertama FESyar Sumatera yang sebelumnya lebih sering digelar di kota lain seperti Medan.

Destry mengingatkan bahwa prinsip ekonomi syariah tidak selalu berorientasi pada profit, tetapi juga mencakup wakaf produktif sebagai bagian dari amal jariyah. 

Ia mengajak masyarakat berkontribusi, termasuk melalui kegiatan seperti Pojok Kopi Wakaf yang ada di area FESyar.

“Mari kita minum kopi sambil berwakaf. InsyaAllah menjadi catatan amal kita di kemudian hari,” pungkasnya.

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Lampung sebagai tuan rumah.

"Sebagai tuan rumah FESyar Regional Sumatera tahun ini, Lampung merasa sangat bangga dan terhormat. Kami berkomitmen penuh untuk terus mendorong perkembangan ekonomi syariah di Lampung khususnya dan Sumatera pada umumnya, melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung," ujarnya.

Wagub Jihan juga menekankan pentingnya perdagangan dalam Islam dan menilai FESyar sebagai salah satu upaya nyata untuk mewujudkan prinsip-prinsip syariah dalam aktivitas ekonomi.

"Saya ingat ada satu riwayat bahwasannya Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan, bahwa 9 dari 10 pintu rezeki yang diberkahi adalah melalui berdagang, berniaga. Untuk itu, ini adalah satu langkah konkret di mana kita mengindahkan apa yang diriwayatkan Nabi Muhammad,” ujarnya.

Selama lima hari penyelenggaraan FESyar, Wagub Jihan berpendapat ada lima capaian atau output penting yang berhasil diraih, mulai dari peningkatan jejaring pelaku ekonomi syariah, penguatan halal value chain, peningkatan literasi keuangan syariah, dukungan terhadap ekonomi pesantren, hingga tumbuhnya sinergi antar-stakeholder.

"FESyar ini sangat strategis programnya untuk Provinsi Lampung untuk mendukung ekonomi pesantren kita lebih maju lagi," tegasnya.

Wagub Jihan berharap semangat FESyar tidak berhenti sampai di sini, melainkan menjadi titik tolak untuk memperkuat inovasi, literasi, dan inklusi keuangan syariah secara berkelanjutan.

“Saya mengajak semua pihak untuk terus berkontribusi menjadikan Sumatera sebagai poros utama ekonomi syariah nasional. Hingga akhirnya mengukuhkan posisi bangsa kita sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” ucapnya.

Wagub Jihan juga menyampaikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung serta seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan FESyar Regional Sumatera 2025.

“Semoga apa yang telah kita capai selama FESyar ini dapat menjadi modal berharga untuk terus melahirkan ide-ide segar, inovasi baru, dan komitmen yang lebih kuat untuk mengembangkan ekonomi syariah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Bimo Epyanto dalam laporaannya mengatakan bahwa FESyar Sumatera 2025 yang dilaksanakan tanggal 21-25 Juni ini telah terlaksana dengan baik, mendapat sambutan hangat dari masyarakat, dan melibatkan 210 UMKM dari seluruh Sumatera. 

Ia mengapresiasi sinergi Pemprov Lampung, KDEKS, OJK, dan berbagai lembaga lain. 

Kegiatan ini, lanjutnya mencatatkan capaian ekonomi yang signifikan, seperti total penjualan UMKM sebesar Rp1,69 miliar, bisnis matching perdagangan senilai Rp3,6 miliar, dan pembiayaan Rp7,13 miliar, serta wakaf produktif sebesar Rp38,3 juta.

Selain pameran dan forum, Bimo menyampaikan bahwa FESyar juga melibatkan berbagai kompetisi ekonomi syariah, pelatihan dai dan influencer, serta peluncuran program strategis seperti zona kuliner halal, wisata ramah muslim, dan sertifikasi halal bagi 100 pelaku usaha. 

Ia juga mengungkapkan BI bersama pesantren Darul Amal Lampung meluncurkan aplikasi manajemen pesantren digital Santri Link, yang menjadi proyek percontohan pertama di Indonesia. 

“Kegiatan FESyar 2025 telah berhasil mempromosikan produk-produk UMKM yang halal kepada masyarakat dan pengunjung di Kota Bandar Lampung,” ujarnya.

Bimo menyebut pelaksaan FESyar ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh elemen masyarakat dalam membangun ekosistem ekonomi syariah.

"Semoga dengan pelaksanaan Fesyar Regional Sumatera 2025 ini menjadi upaya dalam mendorong pengembangan ekonomi syariah di wilayah Sumatera pada umumnya dan Provinsi Lampung pada khususnya," harapnya.

(Adpim)