Gubernur Dorong Percepatan Perluasan Tanaman Hortikultura untuk Kendalikan Inflasi

BANDAR LAMPUNG -----Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mendorong percepatan Luas Tambah Tanam Komoditas yang memiliki demand tinggi dan harganya sering bergejolak seperti bawang merah dan bawang putih untuk dapat mengatasi tekanan inflasi.

Dorongan Gubernur itu diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Taufik Hidayat saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Ketahanan Pangan, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, di Hotel Bukit Randu, Selasa (26/3/2019).

Menurut Taufik, Gubernur meminta dalam rangka mengatasi risiko tekanan inflasi, diperlukan langah-Iangkah pengendalian inflasi yang konkret terutama untuk menjaga harga tetap rendah dan stabil.

"Antara lain lakukan mitigasi ketersediaan pasokan hortikultura dengan mempercepat Luas Tambah Tanam Komoditas yang memiliki demand tinggi dan harganya sering bergejolak seperti bawang merah dan bawang putih serta memastikan efisiensi distribusi bibit, pupuk, pestisida dan alsintan agar masa tanam berjalan lancar," ujar Taufik.

Selain itu, sambung Taufik, Tim Pengendalian Inflasi Daerah, BULOG dan Satgas Pangan perlu terus berkoordinasi dalam memastikan ketersediaan dan stabilisasi pangan. "Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Lampung, di samping investasi yang tumbuh sejalan realisasi pembangunan infrastruktur strategis nasional. Namun menguatnya permintaan domestik diikuti kenaikan impor sehingga menahan ekonomi Lampung tumbuh lebih tinggi," katanya.

Pertumbuhan ekonomi, menurut Taufik, dipengaruhi juga oleh menurunnya tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan 1,05% yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 3,43%.

"Tekanan inflasi pada tahun 2018 terutama bersumber dari inflasi pada kelompok bahan makanan seiring turunnya produksi pangan dan kecenderungan meningkatnya permintaan konsumen di akhir tahun, meskipun inflasi kelompok ini relatif lebih terkendali dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.

Taufik menjelaskan secara sektoral, meningkatnya kinerja sektor pertanian, industri dan perdagangan menjadi Iokomotif utama pertumbuhan ekonomi Lampung. "Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung 2018 tercatat sebesar (105,6) lebih tinggi dibanding 2017 (107,35)," katanya.

Selain itu, secara sektoral pula siklus peningkatan permintaan di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor perdagangan, industri pengolahan dan transportasi.

"Adapun masih berlanjutnya produksi sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan membaiknya produk sektor perkebunan juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung. Secara keseluruhan tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Lampung akan lebih baik dibanding 2018," ujarnya.

Taufik menyebutkan khusus pada sub sektor perkebunan dan peternakan, pada tahun 2020 secara Nasional diprioritaskan pada peningkatan produksi tebu, daging sapi, kelapa, karet, kopi, dan kakao.

"Untuk pencapaian produksi daging sapi, dilakukan dengan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) dengan target nasional sebanyak 4 juta ekor, dan untuk Provinsi Lampung dengan target sebanyak 200.000 ekor," katanya.

Ia menururkan ada beberapa langkah strategis pencapaian target utama kegiatan 2020 antara Iain pengembangan komoditas pertanian melalui pendekatan kawasan peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk, penguatan kelembagaan tani, dan penganggaran berorientasi pada program prioritas.

"Saya mengingatkan kita semua akan tugas kita untuk mendukung prioritas Nasional tentang Kedaulatan Pangan terutama dalam Pengentasan Kemiskinan dan Wilayah Rentan Rawan Pangan melalui program/kegiatan padat karya terutama pada daerah stunting," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung Kusnardi mengatakan ada beberapa langkah dalam rangka kegiatan ketahanan pangan di Provinsi Lampung tahun 2020.

Yakni melakukan pengembangan usaha pangan masyarakat melalui toko tani Indonesia, pemberdayaan lumbung pangan masyarakat, pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dan pengembangan korporasi usaha tani.

"Kita akan melakukan juga kegiatan pengembangan industri pangan lokal, melakukan keamanan dan mutu pangan serta melakukan analisis, kajian dan kebijakan di antaranya pada Neraca Bahan Makanan, Angka Kecukupan Gizi, Skor Pola Pangan Harapan, Harga Acuan Pemerintah dan Harga Eceran Tertinggi," ujarnya. (Humas Prov Lampung)

Tag: M. Ridho Ficardo, Musrenbang, Ketahanan Pangan, Perkebunan dan Peternakan